Menapak dari Bawah
Mas Danang Maharsa berperan di dunia politik sejak usianya masih sangat muda. Jejak kepemimpinannya mulai terlihat saat didapuk menjadi Ketua Ranting PDI Perjuangan di usianya yang baru 21 tahun. Bukan hal yang mengejutkan, jika di usianya yang relatif muda, sudah mendapat kepercayaan masyarakat menjadi anggota DPRD Kabupaten Sleman pada Pemilu Legislatif 2014.
Pria kelahiran 18 Juni 1977 ini kembali terpilih sebagai anggota DPRD Sleman pada Pemilu Legislatif 2019. Tak ada yang menduga, satu tahun kemudian Mas Danang Maharsa rela meninggalkan jabatannya, memilih maju sebagai kandidat Wakil Bupati pada Pilkada 2020. Ia terpilih menjadi Wakil Bupati Sleman termuda.
Mas Danang Maharsa sebagai pemimpin tidak tumbuh dari karbitan elit. Bukan anak dinasti di era demokrasi. Ayahnya hanya seorang lurah. Dari ayahnya ia belajar menjadi pemimpin yang mendengar. Sementara keberaniannya sebagai pemimpin terinspirasi dari kakeknya. Di zaman orde baru, sang kakek berperan sebagai Ketua PDI, berada di barisan melawan rezim.
Inovasi di Tengah Wabah
Awal kepemimpinan Mas Danang Maharsa sebagai Wakil Bupati Sleman berhadapan dengan situasi krisis. Pandemi Covid-19 memukul ambruk banyak sektor ekonomi. Sementara masyarakat dalam ancaman wabah mematikan, hari-hari penuh kecemasan.
Mas Danang tidak diam, selain turut berkoordinasi dalam penanganan wabah Covid-19, ia mengambil peran pemulihan ekonomi, menemani banyak kelompok masyarakat. Sebagai pemimpin yang suka mendengar, ia berpikir inovatif di tengah krisis, memanfaatkan potensi daerah.
Saat pemerintah pusat mulai melonggarkan pembatasan aktivitas sosial, Mas Danang mendorong inovasi tumbuhnya konsep wisata sehat, sport tourism, dan event wisata berbasis budaya. Seperti terselenggaranya Sleman Temple Run, Festival Van Der Wijck, dan Tour de Prambanan.
Dorongan inovasi Mas Danang untuk pariwisata, terlihat lewat munculnya destinasi baru seperti Nawang Jagad, Kampung Mahoni, dan Omah Tabon. Di balik muncul destinasi wisata tersebut, ada peran aktif Mas Danang.
Memimpin Bersama Petani
Sebagai sosok pemimpin yang meyakini pentingnya mendengar, Mas Danang bisa dibilang memimpin Sleman bersama petani. Komitmennya untuk petani sangat besar. Di masa transisi pandemi menuju masa normal, ia mendorong inisiasi pembentukan Kampung Hortikultura di Kalurahan Glagaharjo, Cangkringan.
Mas Danang juga mendapat keluhan masyarakat petani lereng Merapi, yang mata penghidupannya hancur akibat erupsi di tahun 2010. Ia pun bergegas mencari cara untuk memulihkan lahan kopi di lereng Merapi. Dimulai dengan penanaman 50 ribu bibit kopi di lahan seluas 50 hektar.
Kesetiannya mendengar keluhan petani juga melahirkan inovasi pengelolaan lahan kurang produktif menjadi produktif. Mas Danang mengajak anak-anak muda untuk menggarap lahan tersebut. Mas Danang memulai itu di Kalurahan Sumberharjo Prambanan. Lahan seluas 1,2 hektar yang awalnya kurang produktif, sekarang sudah subur bisa ditanami padi dan berbagai tanaman hortikultura.
Keputusan memulai penggarapan lahan yang kurang produktif menjadi produktif bukan yang mudah. Keberanian Mas Danang teruji di sana, kalau gagal pasti dicaci maki. Mulanya banyak yang ragu, bagaimana mungkin lahan yang sudah bertahun-tahun hanya bisa ditanami tebu, dialih manfaatkan untuk padi. Apalagi di tengah situasi musim yang tak menentu.
Ternyata keberanian dan inovasi Mas Danang berawal dari mendengar masukan dari berbagai ahli. Keberaniannya tumbuh karena mendengar.
Bekerja untuk Orang Miskin
Pandemi Covid-19 berimbas pada peningkatan jumlah penduduk miskin di Sleman. Di saat banyak pemimpin berpikir Bansos sebagai solusi, beda halnya dengan Mas Danang. Kemiskinan harus dientaskan dari akarnya, harus ada pemotongan generasi miskin di Sleman, melalui pendidikan dan terbukanya lapangan pekerjaan.
Sebagai wakil bupati yang juga mengemban tugas Ketua Tim Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) di Sleman, Mas Danang membentuk lembaga ad hoc bernama SepedaMas dengan tujuan pemberdayaan. Dari sana lahir berbagai program pengentasan kemiskinan, salah satunya adalah Program Bantuan Pendidikan Kuliah Gratis bagi anak-anak dari keluarga miskin.
Bagi Mas Danang kerja pengentasan kemiskinan yang berkelanjutan adalah memberi mereka akses pendidikan yang layak. Selain kuliah gratis, untuk tingkat SMA dan sederajat, khususnya bagi mereka yang berada di sekolah swasta, harus dipastikan tak terhenti karena biaya. Maka diluncurkan program JPS Pendidikan.
Dalam rangka pengentasan kemiskinan, Mas Danang telah membuka akses kerja magang yang diperuntukkan untuk anak-anak keluarga miskin. Mereka akan dimagangkan di perusahaan, dan perusahaan juga diminta untuk memberi mereka akses kuliah. Tahun 2024 ini program tersebut sudah masuk tahap rekrutmen.